"Hadoooooh....." kawan saya menepuk jidatnya seusai bercerita tentang kelakuan adik bungsunya yang cowok. Umurnya (-nya, adiknya, bukan kawan saya) kurang lebih lima belas tahun. Menurutnya barusan, sang adik kepergok sedang melihat video klip bokep di salah satu situs serupa youtube, tapi kheuseus untuk jenis film porno. (And, no, I won't mention the URL here, ntar pada doyan :D).
"Terus, terus, lo apain?" tanya saya.
"Ya gue marahin lah bok! Mau diapain lagi coba?" jawabnya,"Gue bilang dosa liat begituan..."
"Basi ah lu." saya tertawa.
"Ih, elu yeeee...." ia pun mendelik.
"Lu nggak sekalian bilang bakal masuk neraka kalo liat bokep?" saya meledeknya lagi.
"Er, gue bilang gitu sih. Supaya dia nggak liat-liat lagi."
"Halaaaah..." saya tertawa lagi,"Dan elo pasti ngomongnya sambil marah-marah dan panik-panik."
"YA IYALAH! Anak umur lima belas tahun liat bokep! Adik gue sendiri boook! Pokoknya gue ga mau dia liat bokep lagi!!!"
Saya mendadak teringat dengan kawan perempuan saya di masa kuliah dulu. Ceritanya, waktu itu, tanpa sengaja ia menemukan laser disc bokep di laci oom-nya, maka menontonlah ia. Dan sialnya ketahuan oleh -nggak tanggung-tanggung- ibunya. Yah, kena marah lah ia katanya, menonton film porno itu dosa besar, apalagi melakukannya. Seks adalah dosa. Dan puncaknya adalah, seluruh LD bokep oomnya dibakar. (oh kasihan sekali oomnya, secara LD itu mahal ya bok)
Terus, apakah kawan saya jadi takut 'dosa' setelah itu? Nggak ya bok. Dia-lah yang pertama kali memberi usul untuk iseng menonton bokep pada kawan-kawan se-gengnya di masa kuliah, termasuk saya.
"Ngng, nggak tau ya, emangnya kalo ditakut-takutin itu dosa, dia bakal berhenti?" tanya saya,"Siapa yang jamin dia nggak nonton diem-diem lagi, di tempat lain?"
"Itu diaa.. ngeri gue." kawan saya menghela napas.
"Ngng, emang apa salahnya sih nonton bokep?" iseng saya bertanya.
"AH GILA LO!" kawan saya mendelik lagi,"Kalo gara-gara itu dia jadi terdorong buat melakukan hubungan seksual, apa kabar hidupnya?"
Iya sih. Apa kabar ya, kalau ternyata, dengan pengetahuan minim dan konsep yang salah tentang seks --- hanya bersumber dari tayangan klip porno, yang mostly sama sekali nggak edukatif, kecuali untuk gaya-gaya berhubungan seksnya :P --- gawat saja, kalau adiknya kawan saya jadi terdorong untuk 'mencoba'nya.
Harus nikah karena menghamili anak orang. Doh, pipis aja belum lempeng, kerjaan nggak punya, berkeluarga? Yasalam.
Atau ditangkap polisi karena melakukan sexual harrasment. Atau karena mendadak narsis merekam aktivitas dan tersebar di internet.
Atau terkena penyakit menular seksual.
Gawat beneran. Banyak banget kemungkinannya. Bukan sang anak saja yang masa depannya hancur, tapi keluarganya.
"Ehm, lo nggak ngejelasin tentang apa yang diliatnya?" tanya saya.
"Maksud lo?"
"Ya jelasin aja, itu lagi ngapain, risikonya gimana kalo dia nekat ngelakuinnya, siapa yang boleh ngelakuinnya etc."
"Doh, manalah gue kepikir buat ngasih sex education, keburu panik duluan gue..."
"Sebelumnya, pernah ga adik lo diceritain soal seks?"
Kawan saya menggeleng.
Ah, orang dewasa ini. Kalau soal seks, aja, pasti menutup-nutupi, mentabukan. Begitu si anak tau dari luar, eh, panik jaya.
Jujur saja, waktu kecil saya tidak pernah sekalipun mendapat proper sex education. Yang sering saya dengar dari mulut orangtua saya adalah mitos : adik bayi dikirim lewat langit-langit rumah. Bahkan untuk menyebut kelamin pun, harus pake metafora.
Saya baru tahu perkara seks ini dari guru biologi SMP. Plus waktu SMU, dua kali ada 'acara' nonton film dokumenter sebagai bagian dari program sex education --- saya lupa judul-judul filmnya, tapi yang satu menceritakan tentang apa akibat (buruk)nya jika kita melakukan hubungan seksual secara tidak bertanggung jawab --- yang jelas akibat buruknya ekstrim banget lah. Sedangkan film yang lain, menceritakan tentang proses aborsi. Ya ampuuun, itu sih ditunjukan bagaimana proses aborsi, yang nonton jadi mual dan sedih. Yang ada begitu selesai menonton film kedua, mata kami memerah karena semua menangis. :)
Tapi kedua film tersebut --- walaupun tanpa peringatan yang berhubungan dengan dosa--- mengena dan membekas sekali, pokoknya tertanam dalam benak bahwa tidak bertanggung jawab ujung-ujungnya sengsara. Yang jelas setelah SMU, biar pun sempat mengalami nakal-nakal remaja, semacam nonton bokep bareng (haha!), tapi ujung-ujungnya nggak babar-blas, ya gara-gara dua film itu. Nggak ada satu pun dari kami yang terjerat hal-hal buruk gara-gara urusan seks tak bertanggung jawab.
"Terus, terus, lo apain?" tanya saya.
"Ya gue marahin lah bok! Mau diapain lagi coba?" jawabnya,"Gue bilang dosa liat begituan..."
"Basi ah lu." saya tertawa.
"Ih, elu yeeee...." ia pun mendelik.
"Lu nggak sekalian bilang bakal masuk neraka kalo liat bokep?" saya meledeknya lagi.
"Er, gue bilang gitu sih. Supaya dia nggak liat-liat lagi."
"Halaaaah..." saya tertawa lagi,"Dan elo pasti ngomongnya sambil marah-marah dan panik-panik."
"YA IYALAH! Anak umur lima belas tahun liat bokep! Adik gue sendiri boook! Pokoknya gue ga mau dia liat bokep lagi!!!"
Saya mendadak teringat dengan kawan perempuan saya di masa kuliah dulu. Ceritanya, waktu itu, tanpa sengaja ia menemukan laser disc bokep di laci oom-nya, maka menontonlah ia. Dan sialnya ketahuan oleh -nggak tanggung-tanggung- ibunya. Yah, kena marah lah ia katanya, menonton film porno itu dosa besar, apalagi melakukannya. Seks adalah dosa. Dan puncaknya adalah, seluruh LD bokep oomnya dibakar. (oh kasihan sekali oomnya, secara LD itu mahal ya bok)
Terus, apakah kawan saya jadi takut 'dosa' setelah itu? Nggak ya bok. Dia-lah yang pertama kali memberi usul untuk iseng menonton bokep pada kawan-kawan se-gengnya di masa kuliah, termasuk saya.
"Ngng, nggak tau ya, emangnya kalo ditakut-takutin itu dosa, dia bakal berhenti?" tanya saya,"Siapa yang jamin dia nggak nonton diem-diem lagi, di tempat lain?"
"Itu diaa.. ngeri gue." kawan saya menghela napas.
"Ngng, emang apa salahnya sih nonton bokep?" iseng saya bertanya.
"AH GILA LO!" kawan saya mendelik lagi,"Kalo gara-gara itu dia jadi terdorong buat melakukan hubungan seksual, apa kabar hidupnya?"
Iya sih. Apa kabar ya, kalau ternyata, dengan pengetahuan minim dan konsep yang salah tentang seks --- hanya bersumber dari tayangan klip porno, yang mostly sama sekali nggak edukatif, kecuali untuk gaya-gaya berhubungan seksnya :P --- gawat saja, kalau adiknya kawan saya jadi terdorong untuk 'mencoba'nya.
Harus nikah karena menghamili anak orang. Doh, pipis aja belum lempeng, kerjaan nggak punya, berkeluarga? Yasalam.
Atau ditangkap polisi karena melakukan sexual harrasment. Atau karena mendadak narsis merekam aktivitas dan tersebar di internet.
Atau terkena penyakit menular seksual.
Gawat beneran. Banyak banget kemungkinannya. Bukan sang anak saja yang masa depannya hancur, tapi keluarganya.
"Ehm, lo nggak ngejelasin tentang apa yang diliatnya?" tanya saya.
"Maksud lo?"
"Ya jelasin aja, itu lagi ngapain, risikonya gimana kalo dia nekat ngelakuinnya, siapa yang boleh ngelakuinnya etc."
"Doh, manalah gue kepikir buat ngasih sex education, keburu panik duluan gue..."
"Sebelumnya, pernah ga adik lo diceritain soal seks?"
Kawan saya menggeleng.
Ah, orang dewasa ini. Kalau soal seks, aja, pasti menutup-nutupi, mentabukan. Begitu si anak tau dari luar, eh, panik jaya.
Jujur saja, waktu kecil saya tidak pernah sekalipun mendapat proper sex education. Yang sering saya dengar dari mulut orangtua saya adalah mitos : adik bayi dikirim lewat langit-langit rumah. Bahkan untuk menyebut kelamin pun, harus pake metafora.
Saya baru tahu perkara seks ini dari guru biologi SMP. Plus waktu SMU, dua kali ada 'acara' nonton film dokumenter sebagai bagian dari program sex education --- saya lupa judul-judul filmnya, tapi yang satu menceritakan tentang apa akibat (buruk)nya jika kita melakukan hubungan seksual secara tidak bertanggung jawab --- yang jelas akibat buruknya ekstrim banget lah. Sedangkan film yang lain, menceritakan tentang proses aborsi. Ya ampuuun, itu sih ditunjukan bagaimana proses aborsi, yang nonton jadi mual dan sedih. Yang ada begitu selesai menonton film kedua, mata kami memerah karena semua menangis. :)
Tapi kedua film tersebut --- walaupun tanpa peringatan yang berhubungan dengan dosa--- mengena dan membekas sekali, pokoknya tertanam dalam benak bahwa tidak bertanggung jawab ujung-ujungnya sengsara. Yang jelas setelah SMU, biar pun sempat mengalami nakal-nakal remaja, semacam nonton bokep bareng (haha!), tapi ujung-ujungnya nggak babar-blas, ya gara-gara dua film itu. Nggak ada satu pun dari kami yang terjerat hal-hal buruk gara-gara urusan seks tak bertanggung jawab.
"Eh, kalo soal seksual dibilang dosa dan kotor, mungkin ga ujung-ujungnya adik lo punya konsep yang salah tentang seks, bahkan sampai waktunya nanti?" tanya saya, sebenarnya untuk diri saya sendiri.
"Nah lo. Iya ya?"
Akhirnya kami sampai pada satu kesimpulan, bahwa sex education itu penting ditanamkan sejak dini. supaya tidak terjadi hal-hal yang berbahaya yang berhubungan dengan 'salah menggunakan' perkara seks. Juga supaya tidak menimbulkan kesalahan konsep seks.
.....
Beberapa hari kemudian, saya mendapat 'tugas' untuk menjaga anak kawan saya yang terkenal kritis. Umurnya enam tahun. Saya membawanya ke sebuah tempat bermain dan kebetulan di sana ada seorang ibu hamil. Eh, nggak dinyana, mendadak anak kawan saya ini bertanya...
"Dedek bayi itu gimana bisa masuk ke perut mamahnya sih, Tante?"
Arrgh! Why me, why oh why?
Oke, baiklah, tentu saja saja saya tidak boleh bilang bahwa ada burung bangau diam-diam menyelinap ke dalam kamar bapak dan ibunya dan meletakkan adik bayi di sana. Tapi gimana coba menjelaskan proses 'penyerbukan' manusia dengan bahasa yang sederhana dan mudah dicerna oleh anak berumur enam tahun.
Arrgh! Sekali lai : Why me, why oh why?
"Yang masukin ya papanya. Setelah menikah, karena papanya cinta, jadi dikasih hadiah adek bayi ke dalam perut mamanya" jawab saya setelah berpikir keras. Euh, jawaban yang terdengar konyol.
"Papanya masukin pake apa? dimasukin lewat apa? Perut mamanya dibuka?"
Yaolooooo. Tolong sayaaaa.
"Er, gimana kalo nanti kamu tanya mama dan papa kamu?" akhirnya saya menyerah dan melempar tanggung jawab pada kawan saya --- papa dan mamanya.
Lho iya dong, sex education itu selayaknya diberikan oleh orangtua dari anak kan? Dan saya bukan orangtua gadis cilik kritis ini.
Ya toh? Ya toh?
*hela nafas*
Seks itu, ternyata susah ya.... untuk dijelaskan :D
Mungkin harus ada kursusnya nih :)
"Young people need real sex education that provides them with all the information they need to stay safe and make healthy choices." (Angus McQuilken quotes)
Sumber gambar : sxc.hu
16 komentar:
susah yaaa.. anak kecil sekarang kritis2. bisa2 mereka nyari sendiri kl kita bilang "hm.. nanti mama jelaskan kl kamu udah dapet pelajaran biologi di sekolah." :))
well, gw coba nginget2 dulu gimana mengenal sex dengan bener (dan jelas), kok ga inget ya kapan tepatnya.. apa saking panjangnya proses pengenalan yg nyari tau sendiri itu? hehehe.. kayanya esempe ud mulai dikasih video dan mulai paham deh. sebelum esempe kayanya gw masih bingung waktu ada gosip eno lerian hamil sama penyanyi lumba-lumba. heran kok bisa. hihihi..
Oo, ini toh yg lo maksud di twitter, Kke.. :D
Gue juga ngga pernah dijelasin ttg sex education sec informal. Sampe akhirnya majalah Gadis bikin gue bingung (gue kelas 1smp), pas baca curhat seorang cewek yg hamil. Herannya gue waktu itu, di diarynya dia cm nulis ciuman sm cowoknya (gw samasekali blom tau ttg hub intim). Daripada pusing gue simpulin aja sendiri: hey! Ciuman (doang) itu bisa bikin hamil, lhoo! *lol!*
Wah, susah tuh menjelaskan pendidikan seks kepada anak kalau langsung ke topik "penyerbukan" begitu.
Kalau saya sih mulai dari yang kecil. Ini burungnya Abang, nggak boleh ditunjukkan ke anak cewek. Ini gunungnya Ayu, nggak boleh ditunjukkan ke anak cowok.
Kucing betina bisa hamil karena dipeluk sama kucing cowok. Jadi kita bisa hamil kalau dipeluk cowok dong? Nah lho..
Eh, Mbak Okke, memangnya syarat mau nikah tuh, kencingnya harus lempeng dulu ya? :-P
Emang susah ya ngsih sex education pada anak-anak, orangd ewasa taunya ngelarang mulu tanpa menjelaskan apa ini apa itu... nah kalo udah cari info sendiri dari luar, baru deh mereka kelabakan....ck..ck..ck..
wulan : eh eh waktu SMP dikasih video apa?? :))
solitudetimes : haha, iya ini yg disebut di twitter :D
vicky : kenapa juga mesti burung dan gunung, kenapa ga penis, dan payudara? :P Oh soal pipis lempeng, ga usah dipikirin :D haha
tukangkomen : Masalahnya ngejelasinnya agak-agak ribet ya bow, jadi mungkin ortu cari gampangnya : 'GA BOLEH' gitu deh...
hwahahahhaahhahhahaha...
keren" artikelnye....
tapi yg mmbwt gw riskan
gw aje mpe skrang lom pernah "blajar"
tentang sex education....
gw berharap ad yg mw ngajarin.....
(:(muka memelas: mode ON)
klo mengharapkan ortu gw....
kan mereka jauh (beda kota)....
jadi di buka lowongan bwt privat teacher ntuk Sex education....
anda berminat???
hehehehheehehheheh
nggak ada yang lebih pas untuk sex education selain orang tua si anak sendiri. Gue nih ya merasa harus ngasih tau adik cowok gua aja segan, abis nyokap dong harusnya ah...
mungkin ngga entar ada kursusnya? kalo mamanya males ngajarin matematika kan anaknya dikursusin, lah kalo soal ini? hehe
aborsi yg serem abis itu sama yg video ribuan sperma meluncur ke indung telur dan yg jadi cuma 1.
sebelumnya kan udah terima materi soal organ tubuh manusia & pembuahan. testis, ovarium, etc. jadi udah ngerti pas liat videonya.
hay hay hay, saya bagi2kan ini di FB n twit saya. umm,, benar. kamsutnya, tabu tidak pada tempatnya gitu secara sekarang orang urban n nehnologi mengubah gaya hidup n pola pikir.. mosok masi tabu ajah (sambil mikir, klo ponakan2 gw tanya gmn jawabnya..)
akudancatatanku : heu, gw mah butuh kursus untuk ngajarin sex education :))
pashatama: ngng, apa kita kursus,terus buka kursus aja gitu?:))
wulan : ih, kamu pernah liat video aborsi itu? Gila ya serem ajah itu. *merinding*
duniaputri :silahkan :)
btw, kata verifikasi :vulava. Ih cocok ya sama temanya. Eh itu mah vulva yah?
Sama nih! Sampe skr belum nemu formula tepat untuk jelasin masalah sek. padahal adik gue ada yg umur 15tahun juga.
Haiyaaaa, pernah gue mergokin dia baca cocmopolitan gue di kamar mandi!
bingung kaaan???
kereeenn, menarik dan edukatif...
sungguh anak kecil jaman sekarang memang sangat kritis...
ini selalu jadi topik kecil yang bakal jadi besar klo gak dipikirin banget2...
Di keluarga gw mungkin tidak di ajarkan seks education secara proper yaah...cuma sejak kecil...gw dan abang or sama ade gw yang cowok....sudah di jelaskan...klo kita berbeda jenis.
Pas gw sudah mulai having period....nyokap dan nenek gw bilang..."kamu sudah mulai menstruasi, jadi sudah mulai harus hati2 sama yang namanya laki2....jangan pergi sendirian...and bla...bla...bla...." yang intinya...dijelasin panjang lebar klo elu bakal bisa hamil kalo elu berani berhubungan intim sama cowok. Emank sih terusnya gw lebih diperjelas lagi dengan belajar penyerbukan dan pembuahan....tapi paling gak gw dah tau dasarnya dari orang tua klo P ketemu V....akan jadi H...
Dan sekarang gw udah punya ponakan 2 yang ganteng n cantik....keduanya sudah dikasih tau...tentang alat kelamin mereka (tentunya oleh orang tua mereka yaitu kakak perempuan gw) tapi....gw sebagai tante juga berusaha gak bodoh2 banget buat nerangin yang cukup proper ttg sex education ini pada mereka....yaaa....emank sih untuk anak seumuran 6-4 tahun paling cuma masih di kasih tau alat kelaminnya dan jangan angkat2 rok di depan cowok..malu, or ganti bajunya di dalam kamar.....cuma segitu aja..tapi paling gak mereka udah lebih tau.....kenapa perempuan dan laki2 beda...
Satu lagi....karena jaman makin canggih begini....internet dimana2 gampang....kayaknya orang tua mesti lebih proaktif buat menjaga anak2...kan banyak program internet yang bisa memblokir situs2 yang gak layak di konsumsi anak dibawah umur....
jadi inget, dulu gw punya pemikiran sendiri kalo bayi itu datang dari Tuhan kepada pasangan yang sudah siap memilikinya atau menikah..
trus teori itu patah setelah sering nonton film2 tentang hamil tak diinginkan atau hamil tanpa nikah.. dari situ barulah gw tahu kalo hamil disebabkan karena hubungan seks, tapi saat itu gw masih belum tau bagaimana caranya :p
nah, pas kelas 2 SMP gw main kerumah temen disitu ada bonus majalah femina punya ibunya soal hubungan seksual plus gambarnya..
ngeliat itu gw agak syok. antara percaya dan tidak percaya, kalau itu adalah cara berhubungan seks hehehe... perlu beberapa hari untuk meyakinkan diri kalau itu adalah suatu kebenaran XD
saatnya sex edu dini :)
maklum negara sekuler, hukum tdk ditegakan, jadilah video bokep bertebaran di mana-mana
Posting Komentar