Jumat, September 11, 2009

Perempuan Tiga Peran


Menjadi seorang ibu dan seorang istri sekaligus harus bekerja, memang tidak pernah menjadi pekerjaan yang mudah. Coba lihat di majalah-majalah khusus wanita itu, hamppir semua pernah membahas soal bagaimana kita menyeimbangkan hidup antara bekerja di kantor dan menjadi ibu di rumah.


Selain jadi seorang istri dan seorang ibu, saya juga bekerja sebagai seorang public relation di sebuah universitas swasta di Bandung. Sebelum menikah dulu, saya rasanya bangga 'menjabat' sebagai ibu yang bekerja, atau pekerja yang juga seorang ibu. Nyatanya agak sedikit melenceng dari itu. Inilah sebabnya hidup saya rasanya sebelah disini sebelah disana. nggak mampu rasanya menjadi 'jagoan' di kedua sisi kehidupan ini.. Tuh yah, belom apa2 udah mulai curhat :)


Waktu belum menikah dulu, saya memang tidak pernah sama sekali berpikir untuk berhenti kerja setelah menikah. Seandainya pun secara finansial kami tidak kekurangan, saya merasa sayang aja kalo menyia-nyiakan pengorbanan saya kuliah selama 4 taun itu dan berakhir menjadi seorang ibu rumah tangga. Tanpa bermaksud merendahkan 'jabatan' sebagai ibu rumah tangga, tapi bekerja itu memberikan banyak hal ; kesempatan bergaul, kesempatan berkembang, dan uang sendiri tentunya.


Sayang sekali setelah 4 tahun menjalani peran ganda ini, saya menyadari bahwa kenyataan tidak pernah ada yang seindah andai-andai dan rencana semula. Yang ada saya sering terlambat ke kantor karena pagi-pagi harus sambil ngurusin keperluan Freiya, anak saya semata wayang. Belum lagi kalo Freiya sakit, saya sering terpaksa harus bolos. Otomatis performa saya di kerjaan tidak lagi secerah dulu. Masih bisa mengikuti kerjaan yang ada aja udah bagus, jangan berpikir untuk menciptakan hal-hal baru dan membuat gebrakan di kantor seperti yang selalu saya lakukan dulu, selagi masih lajang.


Meninggalkan peran sebagai ibu meski cuma 8 jam sehari justru lebih berat dari 'sekedar' tidak bisa berkarya di kantor. Kerja sih memang cuma 8 jam sehari. Tapi kan sering juga ada lembur yang membuat saya tiba di rumah lumayan larut dan mendapati Freiya yang baru berumur 3 taun itu sudah tidur duluan. kalo sudah begitu, rasanya dunia sepiiii sekali. Ketidakmampuan saya ada di rumah sepanjang hari juga berdampak kurang baik buat perkembangan Freiya. Angan-angan saya punya anak yang fasih berbahasa Inggris sejak kecil terpaksa saya kubur dalam-dalam. Nenek Freiya yang 'bertugas' menjaga dia setiap hari tentu tidak bisa diharapkan untuk beringgris-inggris ria. Dan saya harus maklum.


Tambahan lagi, selain bekerja, saya juga menuntut diri saya untuk juga tetap bergaul di luar jam kerja. Bukan apa-apa, lingkungan pekerjaan saya yang di bidang akademis itu seringkali terasa membosankan. Sementara saya, musuh berat sama yang namanya bosan . Bergaul menjadi salah satu kebutuhan primer saya, dan terpaksa saya lakukan di luar jam kerja, yang lagi-lagi menyita waktu saya bersama Freiya, dan juga ayahnya.


Jadilah saya ini perempuan dengan tiga peran ; pekerja kantoran, ibu rumah tangga, dan perempuan gaul.

notes : gambarnya pinjem dari http://thespeciallife.com

14 komentar:

Eka Situmorang - Sir mengatakan...

Wanita memang luar biasa !
multi tasking.

Salut untuk mbak yang bisa bertahan 4 tahun lamanya. Ketika memutuskan untuk menikah, memang ada tanggung jawab dan konsekuensi baru yang hadir.

Yaaaa, salah satunnya jadi kurang fokus, karena ada banyak peran yg dimnainkan... Speeechless, gak bisa kasih saran atau apapun. Yang pasti terus semangat ya mbak !

salam, EKA

pashatama mengatakan...

Itulah kelebihan kita kan, multitasking :)

4 tahun bukan apa2, masih banyak yang perlu dilewatin., hehehe....

Makasih ya mampir2 :)

Vicky mengatakan...

Bu Pashatama, Ibu seperti dosen saya. Beliau perempuan, kalau siang jadi dosen, kalau malam praktek dokter. Dulu-dulu sering keluar negeri buat mempresentasikan hasil risetnya. Tapi sekarang dia jadi direktur rumah sakit terbesar di Bandung. Punya anak satu yang dia sekolahkan jadi insinyur, dan sekarang sudah punya cucu.

Perempuan bisa melakukan semuanya dalam saat bersamaan, Bu; baik itu menjadi ibu rumah tangga, wanita karier, dan perempuan gaul. Dan ketiga bidang itu sukses. Kuncinya ya banyak latihan.

Semoga berhasil ya, Bu Pashatama.

Yessi mengatakan...

wonder woman

pashatama mengatakan...

Vicky, nampaknya dosenmu itu hebat sekali, saya kayaknya masih butuh banyak latihan nih, hehe. btw thanks ya

hi Yessi, bener juga, kayak wonder woman yah :)

Anonim mengatakan...

Aku harap para wanita tdk lupa kodrat sbg seorang ibu.apa sebanding wkt anda u/ anak dan suami dgn wkt anda sbg wanita pkrja.

ViE mengatakan...

saya juga selalu angan2 seperti itu...
klo gak, buat apa sekolah tinggi2 dan akhirnya berakhir di dapur aja?
tapi, slalu ada untung rugi dlm suatu keputusan..
klo pilihannya seperti ini, bagaimana??

Anonim mengatakan...

saya juga berharap pria ingat bahwa perempuan juga manusia, dan tidak hanya bisa menyalahkan bahwa perempuannya aja yang boros dan gak bisa mengatur keuangan ketika pria hanya mampu menyediakan 50% dari kebutuhan keluarga.

how's that for an argument?

:)

pashatama mengatakan...

Anonim pertama, oh iya pasti nggak lupa. namanya bawa-bawa bayi selama 9 bulan kemana2 bukan hal yang mudah dilupakan begitu saja. Oh dan juga waktu harus bangun tengah malem untuk ngasih ASI :)

hi ViE, betul selalu ada untung dan rugi. saya rasa selama semuanya seimbang, pasti baik2 saja. Saya? masih berusaha menjadi baik dalam keduanya, masih belajar dan berusaha.

Anonim kedua,kalau begitu beruntunglah saya yang suaminya nggak pernah ngomel kalo istrinya kehabisan duit di tengah jalan alias tengah bulan. Walaupun dia juga nggak kaya raya dan duit nya nggak habis habis ya, tapi prinsipnya kan semua kita usahakan bersama :) ah, semoga semua pria seperti itu yah :)

desieria mengatakan...

Wah mba kebetulan saya sedang merencanakan masa depan (halah)..
Saya bercita-cita tetep berkarir walopun sudah berkeluarga.
Tapi membaca postingan ini, ternyata repot ya.
Dan jadinya qt ga bisa menjalankan peran qt 100% di tiap tugas qt.
Makanya saya pending keinginan nikah, masih banyak bingungnya hehe.

Buat mba, semoga tetep bisa menjalani semua peran jauh lebih baik ke depan :D

pashatama mengatakan...

desieria, ya memang repot sih, tapi di sisi lain, ada juga kepuasan tertentu saat 2 peran tersebut terjalani dengan baik.
jangan bingung2 ah, hehehe....

thanks ya

Ade mengatakan...

Hidup adalah pilihan..
Apapun pilihan itu, jalani dengan sepenuh hati *sok wise mode on hehehe*

Anonim mengatakan...

Saludd...wanita perkasa...jgn p'rnh bosan n jenuh dengan aktfitas it.jarang byk org yg bisa ngelakoni'y.u a'r inspirade 4 me.

Anonim mengatakan...

wah salut bacanya, saya juga wanita pekerja, menikah setahun lebih dan skr sedang hamil tua namun msh bekerja blm cuti hehe...

yah semoga bisa membagi waktu dgn seimbang nantinya antara utk anak, suami dan pekerjaan.

Untungnya dunia PNS tidak terlalu menuntut, belum kali y hehehe...tp utk jam kerja sudah ketat skr ga bs bolos seenaknya :)

Blog Widget by LinkWithin