Selasa, Mei 24, 2011

Yang Lajangers Ingin Tahu Tentang Menikah Pt.1

Cerita Kiriman dari Icha Rahmanti

Berawal dari keisengan pada suatu sore, saya mengajukan semacam survey kecil via Twitter dengan pertanyaan: Apa sih yang paling ingin diketahui oleh para lajang mengenai dunia pernikahan atau kehidupan berumah tangga? Berikut ini hasil copy-paste nya dan jawaban asal kala itu (terbatas oleh 140 karakter dan semaksimal mungkin menghindari Twitlonger) dan pemaparannya dengan semangat berusaha lebih serius kali ini. Semoga bermanfaat. Terutama untuk lajang-ers yang ingin tahu bagaimana sih rasanya ada di sisi sebelah situ…

#YgLajangersInginTahuTtgMenikah RT @paxxx: Bagaimana mengatasi rasa bosan(apabila timbul) Kak Icha? >> Pick a fight, throw some plates.

#YgLajangersInginTahuTtgMenikah RT @adixxxf: Ga bosen tiap hari mukanya itu aja yg diliat?>>Pasti bosen. Alami kok. Untung ada BB :p.

#YgLajangersInginTahuTtgMenikah RT @disxxx: how to avoid boredom?>> Pick a fight/make love/watch smallville more me-time/ get a puppy

#YgLajangersInginTahuTtgMenikah RT @pakxxxxx: Bgm atasi tersedak krn perasaan terjebak seumur hidup kak Icha?>>ikut kelas terjun payung.

Mengenai Bosan dan Terjebak
Rupanya, topik ini jadi top of mind para lajang-ers mengenai kehidupan pernikahan. Seperti jawaban di atas, bosan pasti akan terjadi dan sangat alami serta natural. Bayangkan, sepanjang sisa umur kita, menghabiskan pagi dengan bangun melihat muka yang sama, malam pun tidur dengan muka yang sama, orang yang itu-itu juga. Merasa terjebak hingga terasa pengap? Natural juga. Tapi justru jangan ditakuti, kalau ditakuti ya alamat takut nikah terus deh. Terima dan jalani sebagai satu paket dari “menikah”, bisa membantu melewatinya dengan ikhlas. Bagaimana mengatasi kebosanan? Ya lakukan saja hal-hal yang membuat kita senang; main twitter, nonton dvd, baca buku, dan lain-lain. Cukup punya waktu untuk diri sendiri. Tips ini, sejauh ini berhasil untuk saya. It might not take away the boredom but it helps you to be happy. And happy people tend to see the glass half full.

#YgLajangersInginTahuTtgMenikah RT @emoxxxt: gmn melewati cobaan2 yg pasti ga gampang&bertahan utk terus bkomitmen >> makan sepiring b2

@emotiPont: cara lewati cobaan2 yg ga gampang&gmn bertahan utk terus berkomitmen >sholat&doa, #jawabanserius. Klise tp insha لله manjur.

#YgLajangersInginTahuTtgMenikah RT @re2_rexxx: Apa yg bikin awet? 'Cinta'/ 'Terbiasa'?/'Rasa Nyaman'?>>Beda2.Tp kebanyakan BUKAN cinta.

#YgLajangersInginTahuTtgMenikah RT @dinoxxxxa: how they tolerate small annoying things?>> U don't tolerate. U suck it up,period.
Mengenai Komitmen dan Bertahan
Everybody I know is getting divorce. And believe me, the temptation to just get out was calling, and the thinking, “if everybody’s doing it, why don’t I?”is haunting you. They look so much fun after getting divorce. Jaman sekarang cerai menjadi sangat jamak dan lumrah. Berbeda sekali dengan jaman orang tua kita yang cerai adalah aib sehingga cap dari keluarga “berantakan” bisa cukup membuat si anak mengalami depresi di sekolah. So why suck it up?
Karena sesungguhnya menikah memang bukan untuk seru-seruan. Saya dan sahabat lajang saya, yang kerap saya curhati, menyebut menikah “The Impossible Dream”—terinspirasi dari lagunya Luther Vandross, karena penggambaran akurat mengenai pernikahan itu ibarat liriknya, “to march into hell for the heavenly cost…”

Tapi sebagaimana ada ‘possible’ dalam ‘impossible’, ada harapan agar komitmen tetap terjaga. Kacamatanya harus ibadah, karena kalau tidak, sulit sekali menalarnya. Jadi sekalipun klise, berdasarkan pengalaman, doa dan sholatlah (karena saya muslim) akhirnya yang meredakan pikiran-pikiran menuju kata “exit”. Dan percayalah, saat menulis ini, perjuangan belum selesai, Jendral… Karena pernikahan adalah perjuangan panjang hingga ajal menjemput atau akhirnya memang ketok palu pengadilan agama/ pembatalan pernikahan yang jadi akhir ceritanya.

Karenanya dari mengamati, menurut saya yang pada akhirnya membuat pernikahan langgeng seringnya bukan cinta. Kalaupun cinta, biasanya lebih karena cinta pada status, cinta pada anak-anak, cinta pada harta (tajir bow), dll. Bilang saya pesimis, tapi cinta yang a la Desmond and Molly di lagu Obladi Oblada… hanya sedikit yang beruntung di jaman sekarang memiliki cinta seperti itu.

#YgLajangersInginTahuTtgMenikah RT @tya139: R they happy w/ their wedding?>>Klo bukan kawin paksa, weddingnya happy. Marriagenya blm tentu.

#YgLajangersInginTahuTtgMenikah RT @anovita: Pas 'akhirnya menikah'.Rasanya gimana?>Seneng dong. Kan bukan kawin paksa. Euforia malah.


Tentang Bahagia
Ya, selama bukan kawin paksa ala Siti Nurbaya, rasanya kebanyakan pasangan menikah dengan keadaan bahagia di hari pernikahannya (wedding). Bahagiakah pernikahannya (marriage)? Belum tentu. Karena waktu dan kata menikah seperti punya kekuatan besar menggerus cinta jadi benci akut, gairah jadi basi, sopan jadi asal dalam sebuah pernikahan. Melihat bahagia atau tidak juga tergantung dari definisi bahagia orang itu. Kita bisa saja bilang, “gila ya bo, si Z, sekarang bini-nya Hitler banget, lehernya udah disetir bininya.”Bahagiakah si Z? Dari kacamata kita tampak sengsara. Tapi tahukan kita kalau si A senang didominasi dan diperlakukan seperti itu adalah kebutuhannya?

Bilang saya pesimis, tapi bahagianya menikah adalah justru tentang “growing pains” dan “growing old” (karenanya lagu Grow Old with You, jadi pilihan saya dan suami saat resepsi pernikahan kami). We don’t believe in those kind of happiness with happily ever after. Mostly and, or occasionally happy is good for us. The rest is life.
Segini dulu ya. Masih panjang sih pertanyaannya. Tapi nanti malah bikin jiper yang tanggal pernikahan sudah diambang pintu hahaha… lain kali disambung lagi ya.

Xoxo,
Icha Rahmanti / Follow me on twitter @cintapuccino ya kakaaa, thx. #ajimumpung


Sumber gambar : dreamstime.com

7 komentar:

kittenholic mengatakan...

"Segini dulu ya. Masih panjang sih pertanyaannya. Tapi nanti malah bikin jiper yang tanggal pernikahan sudah diambang pintu hahaha… lain kali disambung lagi ya." --> nancep banget nih statement nya hehe. beneran jiper bow!

btw, ditunggu ya kelanjutan FAQ ttg marriage life nya ya. Walo bisa bikin parno tapi tetep kepo hehe.

misfah mengatakan...

jangan jiper duluan coba dulu tapi bayanginnya ngga perlu lebay, makin realistis makin baik, makin terbuka komunikasi makin baik, argue bukan berarti tidak cinta. Argue malah diperlukan dalam perkawinan agar didapat pengertian

hadetapremiesyani mengatakan...

" ada harapan agar komitmen tetap terjaga. Kacamatanya harus ibadah, karena kalau tidak, sulit sekali menalarnya "

suka yang ini .. klo ga diniatin ibadah bisa ga relaaaa ...

rambutpanjang mengatakan...

hadohh,,jd jiper neh, hahaaa....

Boo mengatakan...

Hahaha... Lalu kemana tuh cinta waktu pacaran? Yg katanya gunung kan kudaki, lautan kan kusebrangi? Sometimes we can distinguish love from lust. ;)

chiez mengatakan...

Manteep bgt mbak pencerahannya..
Saya jd bs melihat dgn kacamata baru soal 'marriage' thing ini :)

Obat Herbal Fistula Ani mengatakan...

thanks infonya,,
bermanfaat sekali..
masih ada waktu untuk memperbaiki
Obat Herbal Fistula Ani
Obat Herbal Disentri
Obat Herbal Ispa
Obat Herbal Kanker Usus Halus
Obat Herbal Tulang Keropos Ampuh
Obat Herbal Kanker Kandung Kemih
Obat Herbal Amandel Kronis
Obat Herbal Vertigo Akut
Obat Herbal Glaukoma
Obat Herbal Varises
GLOW Enhanz
Obat Herbal Sipilis
Obat Herbal Alzheimer
Obat Herbal Epilepsi
Obat Herbal Pasca Stroke Berat
Obat Herbal Kanker Hati
Obat Herbal Kanker Pankreas
Obat Herbal Meningitis

Blog Widget by LinkWithin