Sabtu, April 18, 2009

Kasus X


Hari ini saya flu. Hidung panas. sedikit demam. Mata panas. Tenggorokan gatal nggak ada dua. Yang ganggu banget tuh, meler tak terkendali. Tau kan nyebelinnya ingus cair yang selalu keluar tanpa diminta setiap kepalamu dalam keadaan tegak?

Mana lagi 'dapet' pula. Banjir atas, banjir bawah judulnya.

Nah gitu deh. Mau ngapa-ngapain juga nggak bersemangat. Marco yang lagi gawe (yep, orang aneh itu liburnya justru Senin, Weekend malah gawe) bolak-balik nelepon dan nanya kabar saya, plus ngingetin saya untuk ini itu. Nadanya annoying, kayak orangtua ke anak gitu.

Alhasil, seharian ini saya berbaring-baring aja di tempat tidur, sambil memanfaatkan fasilitas wifi di tempat kost saya. Chatting dengan beberapa teman, ikut-ikutan kuis nggak penting yang banyak banget di facebook, malah barusan saya mengcreate satu kuis, yang pas proses pensubmitannya ribet (antara emang susah, atau saya yang flu jadi lemah otak); sampai pada akhirnya saya menemukan satu friend request.

Vicky Dirgantara Parengkuan, namanya.

Wih! Si anak kolong itu. Itu julukan saya padanya jaman kuliah dulu; secara bapaknya tentara ya bok. Dia, mantan pacar saya di masa terakhir kuliah. Pokoknya sempat lah, merasakan status nggak penting sebagai VW (Vendamping Wisuda) saya. Pada akhirnya kami putus. Nggak jelas kenapanya. Pokoknya, masing-masing kami sudah merasa memang waktunya putus. Hubungan kami sudah kadaluarsa, atau jodoh kami sudah sampai di sana saja, kalau kata pesohor di infotainment sih. ;-)

Anyway, salah satu yang saya suka dari facebook adalah bertemu dengan teman-teman lama. Termasuk si Vicky ini. Maka setelah saya terima ajakan bertemannya di facebook, saya pun menulis di temboknya.

Hey, anak kolong, apa kabar luuuuu????

Nggak lama kemudian muncul balasan di tembok saya.

Baik, Nyet. Lama banget ga kedengeran kabar beritanya. Di mana lo sekarang? Dan ngapain? Dah married belum?

Heuhh. Baru ketemu, nanyanya kok udah married apa belum? Mendadak saya mengerti kenapa putus darinya. Dia standar sih. (haha, jahat)

Dan saya pun kembali menulis di temboknya.

Gue di Bali pak. Belum, belum married.

Perasaan saya sama sekali nggak menuliskan kalimat yang mengundangnya untuk meninggalkan pesan lagi di wall, tapi ia tetap menulis di tembok saya. Bertanya ini itu. Jadilah akhirnya saya berbalas pesan dengannya.

Lalu saya teringat, pernah memasukkan foto dalam album 'Semasa Kuliah' yang ada dirinya. Maka saya pun menge-tag dirinya. Lumayan, ada sekitar lima foto. Tapi bukan foto berduaan lah, foto ramean.

Berbalas pesan pun berpindah ke komentar di foto. Dan kebetulan beberapa teman yang terkena tag di foto tersebut menyahut, dan meninggalkan komentar-komentar sektoral, yang intinya mengingatkan kami pada hubungan kami jaman dulu, yang ada saya hanya cekikikan saja karena geli dengan kekonyolan teman-teman jaman kuliah.

Sampai setelah beberapa kali berbaku jawab komentar temu kangen (deu bahasanya) di foto, tiba-tiba saya menerima satu ajakan berteman lagi.

Raras Anggraini.

Heh? Siape lu?

Setelah melihat fotonya, saya yakin nggak kenal dengan perempuan bernama Raras ini. Nyaris saya reject, kalau nggak mendadak ingin bersin, yang mengakibatkan ingus semakin meleleh tak terkendali. Terpaksa saya bangkit dan mengambil tissue gulung dari kamar mandi.

Ketika kembali menghadap laptop, saya melihat profile picture Raras Anggraini ini telah berubah, dengan seorang anak kecil yang lucu dan seorang pria. Vicky!

Buru-buru saya melihat profile Vicky

Relationship status : married with Raras Anggraini.

Oooh. I see.

Lah, kenapa dia ingin jadi teman saya?

Dan saya pun menerima ajakan bertemannya. Tak berapa lama terdengar suara 'plop!' dan muncullah jendela cakap facebook Raras Anggraini.

Halo, thanks for d app.

Deuh, thanks for d app? Thanks for the application? Thanks for the appointment? Ha-ha.

Saya diamkan saja dia. Tapi terdengar suara 'plop!' lagi.

Salam kenal yaa...

Apa syeh?

Anyway, bukan sekali nih kejadian istri atau pacar-pacarnya mantan pacar saya tiba-tiba merequest pertemanan di facebook. Kalau saya pribadi, kalau nggak kenal ya, nggak mungkin saya add orang tersebut jadi teman saya atau mengapprove friend requests-nya. Cuma untuk kasus 'istri' dan 'pacar-pacar' mantan pacar... ahem, suka penasaran, jadi saya terima saja. Pingin tahu kelanjutannya.

Ada yang berbaik-baik dan menawarkan persahabatan (yang tentunya nggak saya tanggapi)
Ada yang mendadak berkomentar sinis di foto-foto saya yang kebetulan mungkin *ehm* agak nakal (untuk kasus ini, saya langsung meremovenya dari friendlist saya).

Ini bikin saya bertanya-tanya, ngapain sih sampai mau 'berteman' dengan mantan pacarnya suami/pacar mereka?

Sampai sejauh ini, saya baru menyimpulkan : insecurity. Kalau mereka merasa secure dengan hubungan yang sekarang, ngapain juga mau sok ambil bagian di masa lalu pasangan?

Makanya, kadang-kadang saya suka iseng, sengaja meninggalkan beberapa pesan sektoral di wall mantan pacar saya --- nggak, bukan pesan cinta, sumpah! Males banget nggak sih meninggalkan pesan cinta ke mantan?

Saya lakukan itu karena yakin bakal dibaca oleh sang pacar/istri yang mengajak saya berteman di facebook (tapi saya nggak pernah lho, ninggalin pesan macem-macem di wall mantan yang istrinya nggak pernah repot-repot minta berteman dengan saya di facebook)

Walaupun pada akhirnya, saya pernah dimaki-maki juga. Hohoho. Biarlah, kalau sudah begitu gampang, kan, tinggal remove aja dua-duanya dari friendlist.

....

Cecil datang membawakan krim sup panas buat saya. Baiknya dia. Krim sup panas memang hal yang paling enak dinikmati kalau kita lagi pilek.

Sambil menikmati sup tersebut, mendadak Cecil curhat. Pas banget curhatnya! Ia bilang, mantan pacar Chris, suaminya, mendadak meninggalkan banyak pesan di wall suaminya.

"Sebel kan gue?" cetusnya geram.
"Terus lo?" tanya gue.
"Ya udah, gue add aja dia sekalian jadi temen gue. Sekaligus ngewarn, bahwa Chris itu udah punya istri."

Dan saya pun terkekeh.

"Kenapa?" tanya Cecil heran.
"Biasanya, kalau elu add, kelakuan mantan pacarnya bakal menjadi." kata saya cuek.
"Kok lo tau?"
"Yaaa... gue tau aja..." jawab saya sambil cengar-cengir,"Apalagi kalo entarnya lo sok berakrab-akrab dengan ninggalin pesan..."

sumber gambar : sxc.hu.

7 komentar:

Unknown mengatakan...

Hahahaha, perlu dicoba nih, mengompori mantan pacar dan istri dulu :P

desty mengatakan...

gw sih ga mau repot2 nge-add mantan2 pacar suami dulu..(kecuali, dia yang nge-add gw..). Kalo ada "kalimat-kalimat" ga enak di wall FB-nya suami..langsung bilang "apaan sih..nulis2 kayak gitu..emang ga tau apa kamu udah punya istri..hHAPUS!!!"...hahaha

Ade mengatakan...

Ngomongin ex-files dan facebook emang seru hehehehehe :-D

Dewi Pinatih mengatakan...

pernah di add sama ce yg suka ama sahabat aku :D

curiga kali dia, soale aku suka nulis2 sok mesra di dinding sahabat aku.... xixixiixixi....

Ni'am mengatakan...

masalahnya, first love hubby itu temen sebangkuku. nah kalo dia nge-add, trus ga diapprove, gimana dong? lha waktu reunian juga ketemu kekekek

alexa mengatakan...

hendra:
heuuu... dianya ngetes :P

desty:
Yoi, sebel/jeles/ga suka sama mantannya pasangan boleh, tapi mbok jangan keliatan gitu yaaa...

ade:
mbeeer.

dewi:
:)

niam:
Ya wiss, diapprove ajaaah... hahaha

Sunny mengatakan...

Hmmm. Sorry to say, tapi gue nggak suka sama model kelakuan lajang kayak begini. Manas2in istri/ pasangan mantan pacar yang minta pertemanan for the sake of having fun? What for? (oh right, for having YOUR OWN fun). Oke-lah kalau si lajang niatnya cuma having fun, tapi kalau si suami (apalagi kalau sifatnya emang udah gatel dari sononya) ngerasa si lajang membuka pintu/ nanggapin whatsoever dan mulai bersikap aneh-aneh sama istrinya? Dan istri yang meminta pertemanan dengan mantan pacar itu bukan melulu pribadi yang insecure, tapi mungkin itu cara dia buat ikhtiar untuk mempertahankan keutuhan rumah tangganya. Katakanlah bukan sekali ini suaminya pecicilan ke lajang-lajang flirtatious kayak begini dan -- buat gue sebagai istri (untungnya suami gue nggak gatelan) -- ikhtiar seperti itu sah-sah aja, especially karena for me, marriage should not be taken for granted, you must fight for it. Dan believe me, adding hub's ex is not an easy thing to do (it sucks, you know? NOT that I've done it), tapi oh well, a wife just should do what a wive should do.

Just sayin'.

Blog Widget by LinkWithin