Selasa, Juli 26, 2011

Super MOM





Menikah itu menyita waktu. Juga pikiran, juga hati dan segala macem yang kamu punya sebagai seorang perempuan. Apalagi untuk perempuan menikah yang sambil bekerja, ketambahan lagi tipe perempuan yang masih cukup dekat dengan keluarga besar setelah menikah. Baik keluarga sendiri maupun keluarga suami.

Ketambahan lagi kalau anak yang tadinya cuma nganggur2 di rumah karena masih di bawah umur sekolah, tau-tau udah gede dan mulai sekolah. Ketambahan lagi dengan hal lain lain dan lain.

Sebagai perempuan bekerja, pasti kan kepengen sesekali diem di rumah, leyeh-leyeh tanpa harus ngerjain apa-apa. Sebagai ibu dari anak yang lagi aktif-aktifnya, pas anak libur sekolah, biar cuma sehari pasti kepengen bawa anaknya jalan-jalan, main sana sini walaupun cuma di dalam kota doang. Sebagai istri, ada juga kepengen menikmati waktu berdua sama suami, biar kata cuma duduk sebelahan, dia nonton TV dan kita baca buku.

Nah ga cuma 3 peran itu kan yang kita punya. Sebagai menantu, kadang-kadang kepengen bikin mertuanya seneng. Sebagai seorang anak yang (katanya) sudah lebih mapan dan mandiri dibanding adik-adiknya yang masih single, pastinya kepengen juga bikin happy mama-papanya. Percayalah saya bisa terus merepet dengan berbagai "sebagai" yang lain.

Ini contohnya, hari minggu kemarin anak libur sekolah, maka mama dengan senang hati menyusun rencana main-main bersama anak tercinta. Taunya si sela-sela beresin bawaan si upik yang cuma ke Lembang aja bawaannya segudang, neneknya telepon minta diater. Di sisi lain, nenek yang satu lagi udah siap-siap mau diajak main bersama cucu.

Mama bimbang dong ya, tapi kemudian sebagai bunda gesit nan cerdas, tujuan main belok ke area yang dekat-dekat saja, di dalam kota supaya main bisa tetep anter nenek, dan ajak main nenek yang satu. Rencana tinggal rencana karena si nenek 1 ternyata nggak cukup puas dianter ke satu tempat, malah melelbar jadi 3 tempat. Sementara nenek 2 karena nggak mau ikut pergi-pergi anter nenek 1 maka harus di-drop dulu di satu tempay yang walaupun nggak jauh tapi tetep menyita waktu.

Di ujung hari, tugas antar mengantar selesai, mama kemudian bersemangat ngajak anak main di playground mall saja (karena sudah malam), tapi kemudian mendapati si anak kesayangan tidur terkulai di kursi mobil bagian depan. Maka hari minggu pun berakhir sudah, tinggal hari senin menunggu dilewati dengan segudang kesibukan seperti hari-hari kerja lainya.

Begitu itu maksud saya. Kalau kamu bilang "dahulukan keluarga inti, jangan mikirin dulu orang lain", maka cobalah ada di posisi saya dengan keinginan ingin menyenangkan semua orang. Ya itu tadi, menikah itu mau nggak mau ada banyak pihak ada banyak orang yang harus dipikirin. Sayangnya energinya sedikit, waktunya sedikit dan kemampuannya terbatas.

Ada sedikit (entah apa namanya) hasrat untuk bisa membuat orang lain senang dengan apa yang bisa saya lakukan. Sayangnya, ya itu tadi, waktunya sedikit energinya terbatas. Dan saya belum bilang soal kerjaan ibu yang lain ya, yang harus beres-beres rumah lho, bisa gila kalo dengan kerjaa dan kegiatan segunung ini masih harus juga beres-beres :)

Ini ga usah pake ngomong doing self thing kayak baca buku tenang, DVD Marathon dan duduk ngak ngapa-ngapain ya, buat itu sih energi dan kemampuannya ada tapi apa daya waktunya nol.

note : gambar diatas pinjeman dari caffeinatedautismmom.blogspot.com

6 komentar:

angsajenius mengatakan...

woooww belom kepikir sejauh ini, padahal saya beberapa kali kepikiran kalo nikah bakal kaya gimana.

ini kenapa nikah bener2 musti siap lahir batin ya :)

eRniTa GaYaTRi mengatakan...

hmm, bikin saya semakin takut utk menikah ini jadinya :p

qq mengatakan...

Whoaaa, mbak ngasi gambaran yang belum terbayangkan bahkan untuk saya yang sudah menikah (belum punya anak).

Walo ortu tinggal jauh dari saya, tapi teteup aja, saya sendiri udh merasakan ribetnya membagi waktu antara keluarga besar suami dan waktu untuk kami sendiri (plus doing the house chores yang hanya mampu saya lakukan di weekend).

Eniwei, thanks for sharing ya mbak. At least saya harus meneguhkan hati sekarang, bahwa menjadi seorang istri berarti kudu stamina fisik dan hati yang kuat ;)

pashatama mengatakan...

@ rahma : iya dong, siap lahir batin. udah siap ? :)

@ ernita gayatri : lho jangan takut dong, ini kan cuma satu sisi dari sekian banyak sisi yang lain :)

@ qq : hehe, tadinya nggak kepikir ya. eh malah kalo ortu jauh kan ribet ya ngunjunginnya, perlu waktu (dan biaya) khusus....
sama-sama, nanti kita sharing lagi ya :)

Linda mengatakan...

betul mbak, menikah bukan hanya 'berurusan' sama suami, tapi berikut keluarga besar. belum lagi masih belajar ngurus anak, dikomentari ini itu, ugh...

Obat Herbal Ispa mengatakan...

haha sama ribetnya,,
kalo gak pengen ribet gak usah nikah,,wkwkwk
Obat Herbal Ispa
Obat Herbal Fistula Ani
Obat Herbal Tulang Keropos Ampuh
Obat Herbal Kanker Kandung Kemih
Obat Herbal Amandel Kronis
Obat Herbal Vertigo Akut
Obat Herbal Glaukoma
Obat Herbal Disentri
Obat Herbal Varises
GLOW Enhanz
Obat Herbal Kanker Usus Halus
Obat Herbal Sipilis
Obat Herbal Alzheimer
Obat Herbal Epilepsi
Obat Herbal Pasca Stroke Berat
Obat Herbal Kanker Hati
Obat Herbal Kanker Pankreas
Obat Herbal Meningitis

Blog Widget by LinkWithin